Headline News

Atasi Persoalan Sampah Gandeng Pemkot Timra Swedia

SERPONG UTARA, WEB TANGSEL - Delegasi Pemerintahan Kota Timra Swedia mengunjungi Kota Tangerang Selatan sebagai kunjungan balasan. Penerimaan resmi kunjungan ini berlangsung di Hotel Mercure, Kecamatan Serpong Utara pada Senin, 2 November 2015.

Tim dari Swedia dipimpin langsung Walikota Timra Eva Lungstradt dan disambut oleh Wakil Walikota Benyamin Davnie. Mereka fokus membahas penyelesaian masalah sampah di Kota Tangsel. Pada kesempatan kunjungan balasan tersebut, kedua pihak membahas secara khusus soal mekanisme penanganan sampah.

"Kunjungan ini untuk membangun kerja sama dalam rangka budaya bersih. Bagaimana membangun menciptakan budaya bersih," ujar Wakil Walikota Benyamin, saat ditemui di sela kunjungan delegasi.

Lebih lanjut Wakil Walikota mengungkapkan, Pemkot Tangsel ingin belajar dari Swedia soal penanganan sampah. Sebab, Swedia terutama Kota Timra memiliki karakter sama dengan Tangsel, padat penduduk, namun bisa mengelola sampah dengan baik dan bersih, tanpa polusi sama sekali.

"Mereka sudah bisa mengelola sampah dengan baik dan bersih. Dalam prosesnya, mereka saja butuh puluhan tahun. Kita ingin contoh komitmen itu," ungkap pria yang akrab disapa Bang Ben itu.

Selain itu, masalah yang dihadapi Kota Timra dahulu saat merintis mekanisme pengelolaan sampah, tak jauh beda dengan Tangsel. Mulai dari kondisi wilayah, hingga perilaku masyarakat terhadap sampah.

"Tapi mereka punya sistem, jadi bisa membuat seperti sekarang kondisinya baik sekali. Itu kita ingin terapkan cara mereka," terang Bang Ben.

Selain berbagi pengetahuan tentang bagaimana mengelola sampah dengan baik, para delegasi dari Kota Timra, Swedia ini rencananya juga bakal meninjau TPS milik Tangsel di Cipeucang Serpong. Mereka juga bakal diajak melihat pengelolaan bank sampah yang sudah dilakukan Pemkot Tangsel.

Setelah peninjauan langsung, rencananya Swedia akan langsung memberikan bantuan. "Bukan dalam bentuk uang, tapi kerjasamanya dalam bentuk soal sistem. Mereka akan ajari kita bagaimana memulai pengelolaan sampah, nanti kita yang akan menerapkannya," papar Wakil Walikota.

Permasalahan sampah, memang masih jadi PR besar Pemkot Tangsel. Tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang, yang merupakan satu-satunya yang ada di Tangsel, dirasa belum cukup sanggup mereduksi total sampah yang mencapai ratusan ton per hari.

Sejak 2012 TPA Cipeucang dibuka, pemkot menerapkan sistem pengolahan sampah sanitary landfill. Sampah yang masuk sekitar 130 ton per hari dari tujuh kecamatan yang ada di Tangsel itu dipadatkan dan ditumpuk diatas lahan seluar 2,5 hektar .

Kerja sama dengan Swedia, diharapkan perlahan mampu mengatasi masalah penumpukan sampah. "Saat mereka butuh puluhan tahun mengatasi sampah dengan masalah yang sama. Saya berharap kita bisa lebih cepat, paling tidak kita mulai pondasi nya sekarang ini," pungkasnya.